
“Saya sadari kondisi ini sangat serius dan perlu segera diatasi, karena faktor ini adalah penentu penyampaian konten pembelajaran kepada siswa,” ucap NadiemNadiem mengungkapkan empat hal yang harus dilakukan orang tua dan siswa demi bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh sejauh ini. Di antaranya, sarana belajar atau gawai, membeli kuota internet, kurikulum yang tak sederhana dan penerapan pendidikan karakter.
“Saya sangat mengapresiasi perjuangan dan kesabaran para guru dan orang tua yang telah semaksimal mungkin memfasilitasi PJJ bagi anak-anak,” ucap Nadiem.
Nadiem berkomitmen mengevaluasi itu semua. Mengenai jaringan internet, dia berjanji bakal mencari solusinya agar siswa dan orang tua bisa menemui kemudahan. Akan tetapi, perlu ada kerja sama dengan kementerian atau lembaga lain.
“Mari kita gotong royong untuk berkolaborasi keluar dari krisis ini. Kita lakukan yang terbaik untuk murid-murid kita,” kata Nadiem.
Kemdikbud, lanjut Nadiem, juga akan mengumumkan skema penyederhanaan kurikulum yang bisa diterapkan dalam kondisi darurat. Dengan begitu, siswa bisa lebih optimal menyerap pelajaran.
“Kami sedang merancang apa yang bisa kami lakukan untuk mengatasi masalah kurikulum dan pengadaan kuota. Kami mendengar keluhan ini dan meresponsnya,” lanjut Nadiem saat meninjau SMK Ma’arif NU Ciomas.
Dalam kunjungan ke sejumlah sekolah di Bogor, Nadiem turut didampingi oleh Wali Kota Bogor Bima Arya, Sekretaris Ditjen Paudikdasmen Sutanto, Direktur SD Kemendikbud Sri Wahyuningsih, Direktur SMP Kemendikbud Mulyatsyah, dan Direktur SMA Kemendikbud Purwadi Sutanto.
Sejumlah sekolah yang dikunjungi adalah SDN Polisi 1, SMA Regina Pacis, SMP Al Ghazaly, SMK Ma’arif NU Ciomas, dan SMU Muhammadiyah Bogor.